Kamis, 19 Mei 2011

ema dan sepatunya

hari ini hari kamis berart H-1 acara katulistiwa! tidakkkkkkkkkk! (panik on the spot) dan kami selalu menyalurkan ke-stres-an kami ke seseorang bernama ema yang kita sebut dengan usil!
*note: sedih lah orang yang bernama ema, semoga kalian diberikan kesabaran

hari ini gue jadi supir nya si ema, ceritanya katanya dia habis dikerjain, dikerjainya gini:
dia lagi mau masang spanduk di kampus malem-malem, tiba-tiba dia menjadi korban dari sekumpulan manusia yang selalu ingin menggantung dia di pohon, alhasil di iket lah dia dipohon katanya sih begitu, karena gue emang orang yang baik langsung lah gue menjemput ema yang kita panggil dengan nyonya ema
*note: pray for ema

"criiittttt!" itu suara motor gue pas rem dan pas banget gue kecepirit. sumpah nunggu ema dengan suatu ketepatan adalah kesalahan, gue ajarin yaaa dia bilang 10 menit itu sama dengan setengah jam dan gue. sabar.
"cirrrrriiiitttt" ada suara orang kecepirit lagi, tapi bukan gue. suaranya dari belakang dan pas gue liat dia itu seorang cewe! (ya iyalah namanya juga kosan cewe) dia pake rok panjang berwarna biru, berjilbab biru, bergaya seperti ibu haji yang mau ngantor atau mau judi? bukan urusan gue guys. gue terpana dan gue gila pas gue sadar itu ema! okee jangan salahin gue kalo gue mati gara-gara ketawa, salahin EMAAA!

setelah kita melewati hari yang padat bersama ema sang siluman ibu haji via arisan akhirnya nyonya hajja ema minta dianter pulang, dan sebagai supir sudah seharusnya gue mengantar ibu haja ini pulang.
*note: dibayar berapa gue sampe mau dibilang supir dan parahnya jadi supir? KENAPA?!!!

tapi ema tetaplah ema, tempat kami mengadu keusilan, dia mulai bingung nyari sepatunya. celingak celinguk, sambil make sepatunya disebelah kiri dia jalan kesana kemari kayak nahan boker.


dia mulai menggila sepatunya tidak ditemukan, dan melihat gue adalah kesalahan terbesar sebagai sang supir, tas gue digeledah!

dan gilanya dia berani mengobok tempat sampah, disitu gue tau bakatnya sebagai pemulung sangat kuat berjuanglah mon menuju tingkat internasional.

dan akhirnya dia menemukan sepatunya di BEM FE sungguh ema yang malang, dan saya langsung mengantarnya pulang. ada satu pose dimana ema mengadu nasib ke ayomi.

disitu gue tersadar dibalik orang yang tertutup ternyata mulutnya susah nutup, dan saya sebagai mangap'ers (orang minoritas susah mingkem) merasa tidak terasing lagi karena ada orang yang lebih mangap dari saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar