Rabu, 01 Januari 2014

#justreading : Ken & Kaskus





gue seneng dengan sebuah kebiasaan kecil yang terbentuk sekitar gue SMP, yaitu membaca.

dari situ gue kebiasaan untuk menghabiskan waktu luang untuk membaca buku apapun, sampai sering nongkrong di gramedia lama ya. walau buku kuliah gue udah tebel debunya.

di posisi saat gue udah semester 7 seperti ini, gue ga sadar kalau sudah banyak buku yang gue udah baca habis, dan beberapa mulai keleran di temen gue.

kisah buku yang gue baca bermacem - macm sih, ada yang gue pinjemin tapi ga dibaca tapi ketumpahan kopi gara-gara dikira alas kopi.

ada yang udah jadi ganjelan kursi juga.

ada yang udah jadi koran, gara-gara robekan yang terlalu banyak jadi harus di streples.

Yah, mereka yang minjem emang butuh sih. butuh di ganjel, di robek, sama di tumpahin kopi juga kalau gue udah kesel.

nah, karena gue pikir ada waktu yang sangat banyak untuk share di blog. jadi kenapa ga gue buat aja program #justreading buat share info plus rekomendasi buku yang bisa kalian beli di gramed, karena untuk meminjamkan saya sudah terlalu trauma.



gue kemarin beli buku Ken & Kaskus yang udah gue taksir cukup lama, dan akhirnya bisa di beli bareng temen gue.

memang kebiasaan gue habisin satu buku baru beli satu buku, sedangkan temen gue borong sepuluh buku, supaya buku yang nanti dia pengen, takut ga terbit lagi di gramed. 

bagus sih, kayak pindah lapak gramed ke rumah dia gitu.

KEN & KASKUS


gue seneng banget ya baca buku ini, bisa kalian habiskan dalam waktu satu minggu paling lama.

ini seperti buku personal literatur dari Ken yang bersama Andrew Darwis (sepupunya) mengembangkan Kaskus dari kecil hingga luar biasa seperti apa.

di buku tersebut di ceritakan sebuah jejak pemuda yang memang belum memiliki arah tujuan untuk mengembangkan dirinya, namun memiliki keinginan untuk melawan tantangan. 

selalu bisa berpikir out of the box ketika hampir semua orang memiliki pemikiran yang seragam.

dia berani untuk berhenti kuliah dan melanjutkan investasi untuk mengembangkan Kaskus namun dia mengingatkan bahwa Sekolah itu penting untuk mendapatkan sebuah kesempatan.

Ken memiliki intuisi dan pemikiran visioner dalam bisnis yang sudah berkembang dari kecil di dalam keluarganya dan sekolah di luar negeri. apa yang dibandingkan antara sekolah luar negeri dan dalam negeri?

yaitu sebuah cara pengembangan minat dan buka penyamaan minat.

gue melihat ada sebuah dasar yang harus dicapai ketika lo akan berkembang walau nyatanya kalian lebih sering manut dibandingkan paham.

banyak sebuah cara berbeda dalam berpikir, perbandingan kenyataan dan keinginan seseorang, dan tantanan yang dihadapi Ken tentunya.

sekilas sih itu aja yang bisa gue bagi, kalau gue bagi banyak namanya gue jiplak novel. ntar Gramedia bangkrut, gue lagi yang nanggung hahaha.

so, buat lo yang berminat langsung aja beli di Gramedia ya, jangan lupa buat tukeran informasi soal Buku sama gue yaa, Bye.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar