Selasa, 19 Juli 2011

mama dan ainur part 2

                 Ketika Ainur kelas 3 SMA. Mama dan aku serta keluarga akan pindah ke manado, karena papa di mutasi kesana. Akhirnya mama dipindah tugaskan ke manado juga, untuk mengajar di SMA di manado. Hari itu menjadi sesuatu yang sulit dan sedih oleh Ainur karena guru kesayanganya sekaligus orang tua asuhnya akan pergi meninggaklanya jauh, Ainur bersedih, Ainur menangis. Dia menangis dihadapan mamaku dia begitu lugu dan polos, namun dibalik mamaku yang seorang guru dia adalah sesosok ibu yang mampu menenangkan dan memahami seorang anak. Dia mengerti bahwa Ainur takut tak ada yang mengurusnya dan menyayanginya ketika mama pindah, mama berusaha meyakinkan Ainur bahwa mama akan tetep menjadi orang tua asuh dan mengunjungi Ainur di Jakarta, Ainur merasa lega walau banyak rasa kehilangan yang dia rasakan. Ainur bukan lah satu-satunya murid yang menjadi anak asuh mama, tapi Ainur lah yang dapat membuat mama tertegun dengan semangatnya. Mama sekarang sudah mulai mengajar di SMA manado tapi Ainur masih menjaga hubungan dengan mama, selalu menunggu mama pulang. Bahkan ketika mama pulang ke Jakarta Ainur selalu menyempatkan diri untuk bertemu mama. Ainur masih menjadi anak yang rajin, soleh, dan jujur serta keluguanya dalah cirri khas yang membuat mama ingat kepadanya. Sampai ibu kandung Ainur ingin bertemu dan bertemu dengan mama. Mama memang sudah menganggap Ainur sebagai anak sendiri, dan mama tidak pernah membeda-bedakan atau pilih kasih.

                Selain menjual roti dan bekerja dikantin. Ainur juga mencari kerja diluar sekolah buat tabungan dan membantu orang tua, beberapa pekerjaan sudah dia terima dan ikuti dan dengan cepat dia keluar dari pekerjaan tersebut, dan Ainur terus mencari kerja yang sesuai dan cocok denganya. Pekerjaan pertama yang dia jalani yaitu bekrja di panti jompo dan mengurus orang tua namun Ainur terlalu capek dan letih bekerja disana akhirnya dia keluar. Kemudian dia mencoba menjadi penjaga wartel dan setelah Ainur jalani dia masih tidak cocok dengan pekerjaan tersebut,  hingga akhirnya dia diterima di perusahaan pengelola ikan arwana dan diterima menjadi OB disana, dia orang yang jujur hingga akhirnya dia diangkat menjadi kurir disana.  Semangat Ainur tidak pernah pupus, dia bisa memposisikan kata menyerah menjadi semangat, dan dia tidak pernah malu untuk melakukan sesuatu untuk mencapai cita-citanya.

                Ada kisah sebelum mama pergi ke manado. Ketika itu mama datang kesekolah dan disapa guru-guru. “ibuuu itu loh anaknya diperhatikan” karena pembicaraan itu membicarakan tentang Ainur, mama jadi heran dan penasaran, padahal biasanya Ainur selalu cerita jika ada masalah. 

“emang ada apa bu?” Tanya mama mencari tau.

“itu loh Ainur sepatunya udah jebol” jelas teman mama

“loh terus?” Tanya mama masih belum paham

“dia tali rafiain bu, terus dateng sekolah kayak gitu” jelas temen mama

“masa sih bu?” mama sempet kaget dengan pernyataan itu, hingga dia melihat sendiri ternyata memang benar apa yang di ceritakan. Ainur ta sanggup membil lem hingga dia harus mengikat sepatunya, dan menggunakanya ke sekolah sungguh murid yang lugu.

“Ainur” panggil mama

“iyaa bu” jawab Ainur

“nanti sore kamu pergi sama ibu ya, kamu siap-siap aja” jelas mama

“iya bu” jawab Ainur polos

Akhirnya setelah pulang , mama pergi bersama Ainur. Waktu itu mama membawa Ainur ke sebuah pusat perbelanjaan. Disana mama membeli perlengkapan sekolah Ainur sekaligus sepatu baru, tas baru dan baju baru . Ainur merasa tidak percaya dan dia menangis dan berterima kasih kepada mama. Dia bercerita bahwa dia hanya bisa membeli baju baru dari pasar loak, dan sesuatu hal yang tidak ternilai ketika mama memberikan ini secara cuma-cuma kepada Ainur. Yang aku tau mama hanya ingin Ainur bisa bersekolah seperti orang lain, dan tidak diremehkan disekolah, itu lah yang membuat Ainur merasa sayang sama mama, seperti sudah dianggap ibu sendiri.

                2007, aku dan mama serta keluarga pindah ke Jakarta, tapi aku lebih memilih menempati rumah dibandung bersama adik dan mama papa di Jakarta. Sekarang Ainur sudah kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta dan mengambil jurusan keguruan, dia masih bekerja sebagai kurir di salah perusahaan pengelola ikan arwana dan juga dia bekerja sambilan sebagai guru les privat SD, SMP, dan SMA. Semua yang dia lakukan untuk menunjang kerja kerasnya dan kebahagiaanya. Dia masih selalu mampir dan berkunjung ke SMA untuk mampir dan menemui mama hingga dia dijuluki “anak mama” hahaha. Setiap Ainur bertemu mama di sekolah, mama selalu menitipkan sejumlah uang untuk Ibunya karena  mama menganggap Ibu Ainur adalah janda tua yang juga membutuhkan bantuan uang tuk biaya hidupnya  . Ainur masih sering bercerita tentang mama kepada orang lain yang dia temui, sebenernya mama tidak pernah menginginkan hal itu, mama hanya ingin melihat Ainur sukses dan bahagia.

                2011, Ainur sudah semester 7 dan dia mulai menggarap skripsinya. Selain itu dia sudah menikah dengan seorang gadis berumur 17 tahun putih, mancung, dan cantik, dan mereka memilik anak berumur 2 bulan dan persis seperti ibunya. Ainur menunjukan anaknya dan istrinya ke SMA nya, terutama untuk ketemu mama. Ainur menceritakan segala kisah hidup dan perjuanganya ke istrinya, hingga istrinya penasaran dan ingin bertemu dengan mama. Mama sangat senang sekali mengetahui hal tersebut dan juga Ainur yang mulai mendapatkan kebahagiaanya, mama bilang padaku bahwa mama hanya ingin melihat mereka bahagia. Karena setiap manusia berhak mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Mamaku punya keyakinan dan percaya  bahwa doa mereka akan selalu menjadi pelindung buat mama dan keluarga.

TAMAT

2 komentar:

  1. Huaah jadi malu sama bang ainur :s
    Semangat belajarnya subhanallah :')

    BalasHapus
  2. hehehehe sapa dulu penulisnya :D

    BalasHapus